Tana Toraja dikenal dengan dua jenis upacara adat yang popular yaitu Rambu Solo dan Rambu Tuka. Rambu Solo adalah upacara pemakaman, Rambu Tuku adalah upacara atas rumah adat yang baru direnovasi.
Upaya pemakaman Rambu Solo dikatakan sebagai rangkaian kegiatan pelepasan orang yang sudah meninggal dengan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Persiapan upcara ini sudah dirancang selama berbulan-bulan, bahkan mereka sudah harus menabung biaya pemakaman jauh-jauh bulan.
Ketika menunggu upacara pemakaman siap, tubuh orang yang sudah meninggal dibungkus kain dan disimpan di rumah leluhur atau rumah adat tongkonan.
Orang yang meninggal hanya dianggap makula atau diartikan seperti orang sakit yang masih harus dirawat dan diperlakukan layaknya masih hidup.
Dalam upcara pemakaman, bagi kalangan bangsawan yang meninggal biasanya mereka akan memotong kerbau sejumlah 24 hingga 100 ekor sebagai kurban (Ma’tinggoro Tedong).
Upacara pemotongan ini menjadi salah satu atraksi khas Tana Toraja dengan menebas leher kerbau menggunakan parang dalam sekali ayunan.